Pelatihan Senam Maryam Bagi Ibu Hamil sebagai Upaya Peningkatan Persiapan Fisik Menghadapi Persalinan

Mahasiswa Program Studi D3 Kebidanan Universitas Muhammadiyah Gombong (UNIMUGO) melaksanakan kegiatan Pelatihan Senam Maryam bagi Ibu Hamil Trimester III di Balai Desa Logede, Kecamatan Pejagoan, Kabupaten Kebumen. Kegiatan ini merupakan bagian dari program pengabdian masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan kesiapan fisik dan mental ibu hamil dalam menghadapi proses persalinan.

Selama masa kehamilan, terutama pada trimester III, ibu hamil sering mengalami perubahan fisik dan psikologis yang dapat menimbulkan ketidaknyamanan. Secara fisik, ibu hamil umumnya merasakan nyeri punggung, sesak napas, gangguan tidur, dan kram otot. Dari sisi psikologis, banyak yang mengalami kecemasan menjelang persalinan akibat kekhawatiran terhadap keselamatan diri dan bayi. Data UNICEF (2021) menunjukkan sekitar 30% ibu hamil di dunia mengalami kecemasan, sedangkan di Indonesia mencapai 28,7%, dan di Provinsi Jawa Tengah sebesar 42,8% (Heryanti et al., 2024). Kondisi tersebut dapat berdampak pada proses persalinan, seperti kontraksi yang lemah, persalinan lama, hingga risiko komplikasi bagi ibu dan bayi.

Sebagai upaya promotif dan preventif, mahasiswa memperkenalkan Senam Maryam, yaitu latihan non farmakologis yang menggabungkan gerakan tubuh, teknik pernapasan, relaksasi, dan dzikir. Senam ini bertujuan memperkuat otot panggul, melancarkan sirkulasi darah, meningkatkan elastisitas tubuh, serta menurunkan tingkat stres dan kecemasan ibu hamil menjelang persalinan. Gerakannya terinspirasi dari posisi salat seperti rukuk dan sujud, yang menjadikan latihan ini tidak hanya bermanfaat bagi fisik tetapi juga memberi ketenangan spiritual.

Pelatihan Senam Maryam ini dilakukan untuk memberikan pembekalan kepada ibu hamil agar lebih siap secara fisik dan mental menghadapi proses persalinan. Kegiatan dilaksanakan pada Sabtu, 18 Oktober 2025, di Balai Desa Logede, Kecamatan Pejagoan, diikuti oleh 10 ibu hamil trimester III dan 5 kader kesehatan desa. Kegiatan diawali dengan sambutan dari perwakilan mahasiswa dan bidan desa, kemudian dilanjutkan dengan dua sesi utama, yaitu pemberian materi dan simulasi (praktek) Senam Maryam.

Pada sesi pertama, peserta mendapatkan materi tentang persiapan fisik dan mental menjelang persalinan, tanda-tanda persalinan, serta pentingnya dukungan keluarga. Setelah itu, dilanjutkan dengan simulasi dan praktik langsung gerakan Senam Maryam dengan pendampingan bidan desa. Para peserta tampak antusias mengikuti setiap gerakan dengan penuh semangat, diiringi musik relaksasi yang menenangkan.

Untuk menilai efektivitas kegiatan, dilakukan pre test dan post test guna mengukur peningkatan pengetahuan dan keterampilan peserta. Hasil evaluasi menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan dan keterampilan peserta setelah mengikuti pelatihan. Ke depan, kegiatan ini diharapkan mampu dikembangkan dan dilaksanakan secara berkelanjutan agar manfaatnya semakin luas dan berkelanjutan memberikan respon positif terhadap kegiatan ini. Ibu hamil mengaku merasa lebih siap, tenang, dan percaya diri dalam menghadapi persalinan. “Gerakannya mudah diikuti dan bisa dilakukan di rumah. Setelah senam, badan terasa lebih ringan dan pikiran jadi tenang,” ujar salah satu peserta. Sedangkan ibu kader merasa senang memiliki keterampilan baru yang bisa disampaikan kepada kader yang lain maupun ibu hamil berikutnya di desa tersebut.

Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kesiapan ibu hamil dalam menghadapi persalinan yang aman, nyaman, dan menyenangkan. Selain itu, pelatihan senam maryam diharapkan menjadi program rutin di Desa Logede dengan pendampingan bidan dan kader sebagai upaya mendukung kesehatan ibu dan anak serta menurunkan tingkat kecemasan menjelang persalinan.