Marissa Haque Bicara LGBT di Stikes Gombong

Artis Marissa Grace Haque menerima kejutan kue ulang tahun saat menjadi pembicara Seminar Nasional Kesehatan “Ancamanan LGBT Terhadap Kesehatan Reproduksi” di Stikes Muhammadiyah Gombong, Kebumen Sabtu (20/10). (suaramerdeka.com/Supriyanto)

KEBUMEN, suaramerdeka.com – Artis Marissa Grace Haque mengajak semua elemen masyarakat untuk mewaspadai gerakan Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT). Pasalnya, LGBT bukan saja perilaku dan orientasi seksial, namun sebuah gerakan sistematis dan ideologis.

“Sebagai sebuah gerakan, LGBT Family sudah digagas sejak akhir tahun 50-an di Amerika,” ujar Marissa Haque, saat menjadi narasumber Seminar Nasional Kesehatan Ancaman LGBT Terhadap Kesehatan Reproduksi yang digelar di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes) Muhammadiyah Gombong, Kebumen, Sabtu (20/10).

Seminar yang diselenggarakan oleh MSA Stikes Muhammadiyah Gombong, Prodi DIII Kebidanan bekerjasama dengan Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Cabang Kebumen itu menghadirkan sejumlah pembicara. Selain Dr Marissa Haque, hadir Ketua Prodi DIII Kebidanan Stikes Gombong Eka Novriyana SST MPH, Direktur FAST Consulting Mintara, Eman Surya LC MS dan Nani Narimawati dari IBI Kebumen.

Seminar diikuti 789 peserta yang terdiri atas pelajar, mahasiswa, umum, mahasiswa, dan tenaga kesehatan. Dalam seminar yang dibuka oleh Ketua Stikes Gombong Hj Herniyatun MKep SpMat itu juga diungkap fenomena LGBT serta meningkatnya angka HIV/AIDS serta membedah LGBT dalam perspektif hukum Islam.

Lebih lanjut, Marissa mengajak peserta seminar untuk mewaspadai dan memahami agresifitas gerakan LGBT. Dia menunjukkan argumen politik kaum gay, melalui Jeffrey Satinover dalam buku “Homosexuality and the Politics of Truth” yang mengatakan homoseksual diturunkan secara biologis, homoseksual tidak dapat dibuah secara psikologisi, dan homoseksual adalah hal normal secara sosialogis.

“Untuk itu, perlu adanya sinergitas untuk membentengi fenomena dan ancaman gerakan LGBT,” ujar doktor yang saat ini menjadi dosen Indonesia Banking School tersebut.

Ulang Tahun

Selain mendorong meningkatkan peran keluarga untuk menerapkan akhlak Islamiyah yang bersumber dari Al Quran hadist, ancaman LGBT perlu dukungan pemerintah, organisasi non pemerintah. “Rapuhnya ketahanan keluarga berdampak pada kehananan nasional. Untuk itu, perlu pemimpin yang benar-benar anti LGBT di Indonesia,” ujar istri penyanyi Ikang Fauzi tersebut.

Yang menarik, usai menjadi pembicara Marissa pada 15 Oktober berulang tahun ke-56 mendapatkan kejutan kue ulang tahun. Selain itu, kunjungan ke Kebumen dimanfaatkan Marissa untuk mengunjungi sejumlah tempat di Kebumen seperti di Yuam  Roasted Coffee, Sate Ambal, Roemah Martha Tilaar (RMT) dan menjajal wisata kuliner khas Kebumen.

Sementara itu, Nani Narimawati dari IBI Kebumen menunjukkan tingginya kasus HIV AIDS di Jateng dan Kebumen. Dia menyebutkan estimasi Orang dengan HIV/AIDS di Jateng hingga Maret 2018 mencapai 47.514 orang. Sedangkan hingga Agustus 2018 estimasi ODHA di Kebumen mencapai 1.176 orang.

“Perilaku LGBT juga turut andil dalam penyebaran HIV/AIDS,” ujarnya.

Ketua Panitia Seminar Nasional Kesehatan, Awalia Syifa Fauziah mengatakan, seminar yang membahas LGBT tersebut dilatarbalakangi atas keprihatinan terhadap fenomena LGBT termasuk yang ada di Kebumen. Apalagi banyak penyakit yang ditimbulkan oleh perilaku menyimpang seksual di antaranya HIV/AIDS.

“Melalui seminar ini, kami berharap dapat memberikan pemahaman terhadap ancaman LGBT, termasuk padangan Islam mengenai LGBT,” ujarnya.


(Supriyanto/CN40/SM Network)