Stikes Gombong Latih Bidan Tangani Kegawatdaruratan Obstetri

Sebanyak 90 bidan yang terdiri atas alumni Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes) Muhammadiyah Gombong, maupun bidan praktik di rumah sakit dan puskesmas di Kebumen mengikuti Training Pertolongan Pertama Kegawatdaruratan Obstetrik dan Neonatus (PPGNDON).

Kegiatan yang digelar oleh Program Studi DIII Kebidanan itu berlangsung selama empat hari mulai Rabu-Sabtu (21-24/11) mendatang.

Pelatihan menghadirkan para pemateri dari Pro Emergency Team. Selama empat hari, para bidan peserta training mendapatkan berbagai materi baik teori maupun praktik.

Pada hari pertama, mereka mendapatkan materi etika kebidanan, pencegahan infeksi, circulation syok management, pengelolaan gawat darurat jalan nafas dan pernafasan, pengelolaan awal pada penderita kegawatdaruratan, penatalaksanaan gangguan nafas dan asphyksia pada bayi baru lahir.

Pada hari kedua, peserta mendapatkan materi tentang musculoscletal, lifting moving, penatalaksanaan persalinan sulit, pendarahan, pre eklamsi, dan infeksi nifas. Narasumber yang dihadirkan antara lain dokter Mariska, dokter Hj Wiwik Usodo SpOG, dokter Levi SpOG.

Pada hari ketiga, peserta mendapatkan antara lain materi CPR for adult, integrated emergency response system. Selain teori, para peserta juga langsung praktik.

Selamatkan Jiwa

Ketua Program Studi DIII Kebidanan Stikes Muhammadiyah Gombong Eka Novyriana SST MPH didampingi Ketua Panitia Siti Mutoharoh SST MPH menjelaskan bahwa melalui pelatihan tersebut para bidan termasuk alumni Stikes Muhammadiyah Gombong memiliki kompetensi yang lebih tentang penanganan kegawatdaruratan obstetrik dan neonatus.

Diharapkan pada bidan memahami prinsip-prinsip penanganan gawat darurat umum, kebidanan dan neonatus. Setelah itu, bidan mampu mengenali dan melakukan penilaian kondisi kegawatdaruratan yang mengancam nyawa ibu hamil, melahirkan, nifas dan bayi baru lahir. Selain itu peserta mampu menangani dan memberikan pertolongan secara cepat dan tepat dalam rangka menyelamatkan jiwa pasien.

“Muaranya adalah agar nantinya dapat menekan angka kematian ibu dan kematian bayu,” katanya menyebutkan para peserta juga mendapatkan sertifikat pelatihan.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.